Malnutrisi kronis telah menjadi masalah di komunitas terpencil yang terletak di tanjung Bali timur, dan meningkat dengan pandemi Covid-19.
Dengan kemiskinan yang muncul karena Covid-19, terutama di perkotaan, LSM mengatakan bahwa ribuan orang kelaparan di pulau itu.
Sekitar 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di Bali berasal dari sektor pariwisata. Saat ada larangan bepergian, Hal itu membuat perekonomian di pulau Bali lemah.
Bank Sentral melaporkan hal itu pada bulan September, pertumbuhan negatif kurang dari 11 persen.
Data Badan Pusat Statistik mengungkapkan pada Agustus tingkat pengangguran sudah naik menjadi 5.6 persen, dengan 105 ribuan orang kehilangan pekerjaan mereka.
Tapi dengan enam dari 10 Orang Indonesia yang bekerja di sektor informal, Organisasi Ketenagakerjaan Nasional mengatakan, angka peningkatan pengangguran di Indonesia bisa lebih banyak lagi. Sekarang ribuan orang kelaparan dan tanpa makanan selama beberapa hari dengan uang yang tidak cukup untuk membeli makanan.
Yayasan Solemen Indonesia adalah yayasan yang membantu memberi makan lansia di wilayah Bali. Juga, membantu penyandang disabilitas dan keluarga para penyandang disabilitas yang sebelumnya dibantu oleh keluarga atau kerabatnya yang bekerja di sektor pariwisata.
Robert Epstone, Rekan Sarah Chapman, Dikatakan pula bahwa gizi buruk akut dan kronis merupakan salah satu penyebab berbagai masalah.
Sebelum pandemi, mereka telah merawat kira-kira 2,400 orang-orang, tetapi angka itu menjadi semakin meningkat seiring dengan pandemi.
Salah satu daerah pra sejahtera di Bali, yaitu Karangasem, mengalami kegersangan, dan kawasan ini bukanlah kawasan yang menarik wisatawan.
Banyak desa yang masih belum memiliki akses jalan yang memadai, tidak ada listrik, telepon, atau jaringan internet.
Penduduk desa bertahan hidup dengan hasil pertanian apa pun yang dapat mereka tanam dan uang yang dikirim oleh anggota keluarga yang pindah ke daerah perkotaan untuk bekerja di sektor pariwisata.
Diskusi tentang posting ini