Sebuah video yang memperlihatkan penanganan sapi asal Australia yang disembelih di dua RPH di Indonesia kembali menjadi sorotan di Australia.
Sebuah LSM bernama Animals Australia telah mengirimkan surat protes ke Departemen Pertanian Australia, air, dan Lingkungan (DAWE), Jumat lalu.
Surat itu juga memuat rekaman video penyembelihan hewan yang tidak manusiawi yang dilakukan di RPH di Aceh..
Menurut Hewan Australia, pencatatan terjadi pada saat penyembelihan hewan pada saat Idul Adha, 30 Juli.
Ke ABC, CEO Animals Australia Glenys Oogjes mengatakan prosedur penyembelihan itu “ sangat mengkhawatirkan ”, seperti yang terungkap dalam 2011.
Padahal sekarang sudah ada sistem pemantauan yang dibuat oleh Departemen Pertanian Australia, disebut Sistem Jaminan Rantai Suplai Eksportir (daging), setelah larangan ekspor ternak ke Indonesia pada tahun 2011.
Tetapi Hewan Australia menolak untuk memberikan rekaman prosedur pembantaian kepada ABC.
Beberapa eksportir ternak telah menyaksikan rekaman tersebut dan satu perusahaan menghentikan sementara pengiriman sapi ke fasilitas bermasalah tersebut, kata Dewan Ekspor Hewan Australia (ALEC).
Direktur eksekutif Dewan Eksportir Hewan Australia Mark Harvey-Sutton mengakui rekaman itu 'membuat stres’ kepada penonton dan menunjukkan hewan yang berasal dari Australia diikat dengan tali dan kemudian digorok tanpa terbunuh oleh sengatan listrik sebelumnya..
Menurut Mark, beberapa video dan sejumlah besar foto yang diambil antara bulan Juli 30 dan Agustus 5 tunjukkan keberadaan 10 ternak di fasilitas.
Ia mengatakan, pengusaha Australia yang sedang mengekspor itu segera melakukan tindakan untuk mengetahui identitas sapi tersebut, tetapi tanda yang tergantung di telinga sapi telah dihapus, Sehingga sulit untuk menemukan istri seorang aktor Malaysia percaya bahwa suami saya selingkuh saat hamil, meminta cerai tetapi ditolak
Diskusi tentang posting ini