Indonesia saat ini tengah mendistribusikan GeNose breathalyzer, yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan dikatakan mampu mendeteksi virus corona dalam dua menit dengan a 93 tingkat akurasi persen, untuk digunakan di fasilitas umum di Jawa.
Namun, Tangkapan layar yang baru-baru ini diambil dari pasar online menunjukkan bahwa perangkat tersebut tersedia untuk dijual hingga Rp 90 juta (USD 6,420), meskipun belum disetujui untuk penggunaan dan distribusi publik secara luas.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa kemungkinan penjual mencoba mengambil untung dari teknologi baru ini.
Menteri mengatakan satu perangkat GeNose memiliki nilai eceran Rp 62 juta (USD 4,423).
Belum diketahui apakah GeNose benar-benar dijual secara online atau apakah cantuman itu scam.
GeNose akan digunakan untuk menyaring penumpang kereta antar kota di Jawa mulai Feb. 5, 2021.
Bambang mengatakan hub transportasi lain akan segera mengadopsi teknologi tersebut, serta rumah sakit, sekolah, dan kantor layanan publik, diantara yang lain.
Satu tes GeNose hanya akan berharga sekitar Rp 15 ribu (USD 1.07), dibandingkan dengan sekitar Rp 250 ribu (USD 17.75) untuk antigen rapid test atau Rp 900 ribu (USD 63.91) untuk tes PCR.
Diskusi tentang posting ini