Harga Solar Mahal, KPKP Kepulauan Seribu Dituding Tak Peduli Nasib Nelayan

Harga Solar Mahal, KPKP Kepulauan Seribu Dituding Tak Peduli Nasib Nelayan - Image Caption


News24xx.com -  Lonjakan harga solar yang mencapai Rp12 ribu per liter semakin memperburuk kondisi ekonomi nelayan di Pulau Kelapa. Banyak dari mereka terpaksa menghentikan aktivitas melaut karena kesulitan mendapatkan bahan bakar yang menjadi kebutuhan utama.

Mayuni, seorang pengusaha pengepul ikan, mengungkapkan bahwa kelangkaan solar tidak hanya berdampak pada hasil tangkapan, tetapi juga merembet ke ekonomi pesisir secara keseluruhan. Solar langka dan harganya melonjak. Nelayan tidak bisa melaut, pasar ikan sepi, dan ekonomi masyarakat ikut terhantam, ujarnya.

Selain harga yang melambung tinggi, nelayan mengeluhkan minimnya perhatian dari Suku Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan KPKP Kepulauan Seribu. Hingga kini, belum ada program konkrit yang mampu membantu nelayan menghadapi tantangan ini.

Menurut Mayuni, dirinya belum pernah melihat ada bantuan langsung dari KPKP terkait permasalahan bahan bakar bagi nelayan. Mereka lebih sibuk dengan program pertanian seperti Green House di Pulau Pramuka, sementara kami nelayan terus kesulitan bertahan hidup, katanya dengan nada kecewa.

Kepala Sudin KPKP Kepulauan Seribu, Nurliati, dalam sebuah wawancara menyebut bahwa pihaknya saat ini tengah berfokus pada pengembangan ketahanan pangan melalui proyek Green House, yang akan menjadi pusat pembibitan tanaman untuk hidroponik. Namun, saat ditanya mengenai solusi bagi nelayan yang terdampak kelangkaan solar, ia memilih untuk tidak memberikan jawaban dan mengakhiri sesi wawancara.

Situasi ini membuat nelayan semakin tertekan. Selain kehilangan sumber pendapatan, mereka juga harus menghadapi naiknya biaya operasional akibat lonjakan harga bahan bakar. Banyak nelayan kini mempertimbangkan beralih profesi karena tidak ada kepastian kapan mereka bisa kembali melaut.

Dengan kondisi yang terus memburuk, nelayan berharap adanya intervensi nyata dari pemerintah untuk mengatasi kelangkaan solar. Mereka meminta adanya subsidi harga, distribusi bahan bakar yang lebih merata, serta kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan industri perikanan di wilayah pesisir.

Jika tidak ada tindakan cepat, krisis bahan bakar ini tidak hanya berdampak pada kehidupan nelayan, tetapi juga dapat mengganggu ketahanan pangan lokal dan ekonomi Kepulauan Seribu secara keseluruhan. Pemerintah harus segera bertindak sebelum semakin banyak nelayan kehilangan mata pencaharian mereka. ***