Lapas Pekanbaru Panen Nanas dan Pakcoy Hidroponik

Lapas Pekanbaru Panen Nanas dan Pakcoy Hidroponik - Image Caption


News24xx.com - Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru membuktikan bahwa lahan terbatas bukan penghalang untuk menciptakan nilai produktif. Melalui budidaya nanas madu dan pakcoy hidroponik, mereka mengembangkan keterampilan berkebun yang bukan hanya menopang program ketahanan pangan, tetapi juga membuka peluang baru untuk masa depan.

Potensi pertanian urban seperti hidroponik bisa berkembang bahkan di lingkungan tertutup sekalipun. Budidaya ini tak hanya menghasilkan, tetapi juga mengajarkan warga binaan tentang siklus tanam, perawatan, hingga panen — keterampilan konkret yang dapat menjadi bekal setelah bebas nanti.

Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Ewin Fransiskus Simangunsong, menegaskan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar rutinitas pembinaan. Menurutnya, budidaya nanas dan tanaman sayur hidroponik dirancang untuk mendorong warga binaan mengenali nilai kerja, ketekunan, dan hasil nyata dari proses yang mereka jalani sendiri.

“Panen ini adalah bukti bahwa warga binaan juga mampu produktif dan berkontribusi terhadap program nasional. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga menjadi bekal keterampilan yang berguna bagi warga binaan setelah bebas nanti,” kata Ewin, Kamis (26/6/2025) di lokasi panen.

Di tengah tantangan urbanisasi dan keterbatasan lahan, hidroponik menjadi salah satu solusi yang relevan. Bagi warga binaan, metode ini membuka pemahaman bahwa bertani tak harus memerlukan lahan luas, namun cukup dengan sistem yang efisien dan keinginan untuk belajar.

Program berkebun di Lapas Pekanbaru tak berdiri sendiri. Selain nanas dan hidroponik, lapas ini juga mengembangkan sektor lain seperti peternakan, perikanan, dan pertanian terpadu.

Seluruh kegiatan tersebut didampingi langsung oleh petugas lapas dan praktisi pertanian dari luar. Pendekatannya bersifat aplikatif, dengan warga binaan dilibatkan penuh dalam setiap tahap produksi.

Potensi inilah yang ingin terus dikembangkan pihak lapas. Dari aktivitas menanam dan merawat tanaman, terbuka jalan bagi warga binaan untuk membentuk pola pikir produktif dan mandiri.

"Tak hanya sekadar menjalani hukuman, tapi mempersiapkan diri menghadapi kehidupan dengan bekal keterampilan yang teruji," tandasnya.

Lapas Pekanbaru kini menjadi salah satu contoh nyata bahwa program pemasyarakatan bisa menjadi ruang pembelajaran yang memberi dampak jangka panjang, baik untuk individu maupun kontribusi terhadap ketahanan pangan lokal. ***