BSMI Kembali Berangkatkan Tim Dokter ke Wilayah Konflik di Palestina

BSMI Kembali Berangkatkan Tim Dokter ke Wilayah Konflik di Palestina - Image Caption


News24xx.com -  Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) kembali mengirimkan tim medis ke wilayah konflik Palestina. Sebanyak enam dokter spesialis diberangkatkan sebagai bagian dari Emergency Medical Team (EMT) gelombang ke-3 pada Selasa (08/07/2025).

“Salah satu fokus Tim EMT ke-3 adalah penyembuhan luka agar ada kesinambungan dengan misi EMT BSMI sebelumnya,” kata Ketua Tim EMT ke-3 BSMI untuk Gaza dr. Jamaludin, Sp. M(K), dalam konferensi pers, Senin (07/07/2025).

Menurut dr. Jamaludin, tim medis tersebut terdiri dari dr. Jamaluddin (spesialis mata), dr. Ristiawan Muji Laksono (spesialis anestesi), dr. Mohammad Kuntadi Syamsul Hidayat (spesialis ortopedi), dr. Leny Suardi (spesialis kandungan), dr. Yenny Rachmawati (spesialis kulit), dan dr. Desro Rivani (dokter umum dengan keahlian perawatan luka).

Gelombang ketiga BSMI untuk Gaza salah satu fokus utamanya adalah penanganan luka berat menggunakan terapi stem cell, melanjutkan program yang telah dijalankan oleh tim sebelumnya.

“Perawatan luka adalah kebutuhan tertinggi di Gaza saat ini. Maka, agar ada kesinambungan, Tim ke-3 akan melanjutkan program terapi luka dengan stem cell,” jelasnya.

Tak hanya melakukan perawatan, Tim EMT juga akan memberikan pelatihan dan edukasi kepada tenaga medis lokal mengenai teknik terapi tersebut.

“Kami ingin memastikan adanya transfer pengetahuan agar dokter dan perawat di Gaza bisa meneruskan perawatan setelah kami kembali,” ujarnya.

Mengenai peralatan medis sendiri menurut dr. Jamaludin di Gaza cukup lengkap dan modern. Umumnya peralatan tersebut memiliki standard Eropa sehingga kondisinya sangat layak.

Kekurangan Bahan Medis Habis Pakai

“Hanya saja yang menjadi penyebab kurang maksimalnya perawatan medis di sana adalah soal kurangnya bahan medis habis pakai seperti betadine, obat-obatan anestesi dan antiseptik, benang operasi, alkohol, antibiotic, dan sebagainya,” ujarnya.

Kekurangan bahan habis pakai tersebut dikarenakan bantuan yang diberikan  tidak boleh masuk sehingga menumpuk di perbatasan Palestina. Sementara dokter yang masuk tidak dibolehkan membawa bahan-bahan medis habis pakai tersebut.

“Oleh karena itu kami berharap pemerintah Indonesia mendorong lebih keras lagi agar bahan medis yang tertahan di perbatasan diperbolehkan masuk ke Gaza agar kami bisa memberi pertolongan secara maksimal,” tambahnya.

Bukan hanya bahan medis habis pakai yang mengalami kekurangan tetapi bahan pangan juga. Bahkan dokterpun terkadang kesulitan mendapatkan bahan pangan.

“Pemberangkatan Tim EMT ke-3 ini merupakan ikhtiar kami untuk menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia hadir langsung ke Gaza untuk memberikan bantuan dari sisi medis,” ujarnya.

Sementara itu pembina BSMI, dr. Basuki, menjelaskan bahwa keenam dokter berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan akan menjalankan tugas kemanusiaan selama dua pekan di Palestina. Mereka akan membantu warga sipil yang terdampak serangan Israel, terutama di wilayah Gaza.

“Nantinya kami akan masuk ke Gaza. Tetapi secara prosedural, kami harus mendapat izin dari otoritas penjajah (Israel) karena jalur yang akan kami lewati sangat ketat,” kata Basuki.

Ia menambahkan, bahwa proses perizinan saat ini masih berlangsung dan keputusan akhir diperkirakan akan keluar pada Rabu malam.

“Kami berharap tidak ada yang dicoret dalam daftar tim. Jika sesuai jadwal, Kamis pagi rombongan akan masuk Gaza dari barat Yaman, melalui perbatasan Yordania-Israel,” tuturnya.

Dalam misi ini, BSMI juga menjalin kerja sama dengan The Rahmah Foundation dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang memiliki akses ke wilayah Israel dan Palestina. Para dokter direncanakan akan bertugas di Rumah Sakit An-Nasr yang terletak di wilayah selatan Gaza.

“Kami pastikan bahan medis di sana masih tersedia, meskipun jumlahnya terus menipis karena blokade yang belum dibuka,” ujar Basuki.

Dalam kesempatan itu, dr Basuki menekankan bahwa seluruh anggota tim berangkat dengan niat dharma bakti untuk membantu sesama di tengah kondisi yang kian sulit. ***