Eks Tim Mawar Tegaskan Presiden Prabowo Tidak Takut Ancaman Terselubung atas Isu Pemakzulan Gibran

Eks Tim Mawar Tegaskan Presiden Prabowo Tidak Takut Ancaman Terselubung atas Isu Pemakzulan Gibran - Image Caption


News24xx.com -  Terus mencuatnya isu pemakzulan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming semakin melebar, dan membuat banyak pihak ikut bersuara. Bahkan, permasalahan tersebut kini mulai menyeret Presiden Prabowo Subianto yang disebut juga mendapat ancaman.

Terkait hal tersebut, mantan anggota Tim Mawar Kopassus Fauka Noor Farid mengatakan, Presiden RI Prabowo Subianto tidak takut terhadap adanya ancaman terselubung di tengah mencuatnya isu pemakzulan Wakil Presiden Gibran. Menurutnya, Prabowo tidak pernah takut terhadap ancaman baik dari kelompok elite maupun orang berpengaruh.

“Tidak ada yang namanya Pak Prabowo takut terhadap ancaman. Kelompok elite maupun orang yang katanya berpengaruh tidak dapat mengancam Pak Prabowo,” kata Fauka, dalam keterangannya yang dikutip Selasa (15/7/2025).

Dikatakan pria yang juga sebagai praktisi intelijen ini, sikap Prabowo yang tidak merespons isu pemakzulan Gibran bukan karena takut atas adanya ancaman, maupun adanya politik utang budi di pemerintahan Prabowo.

“Beliau hanya ingin mencegah agar polemik tidak berkembang jauh, dan berisiko justru dimanipulasi untuk kepentingan elite politik tertentu dan pihak asing yang tak ingin Indonesia maju,” ujar Fauka.

Ditambahkan mantan prajurit Kopassus ini, Prabowo dan Gibran merupakan presiden RI dan wakil presiden RI yang sudah ditunjuk masyarakat untuk memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan. Sehingga untuk memakzulkan keduanya pastinya akan sulit dilakukan karena mereka dipilih oleh rakyat.

“Kalau zaman Orde Baru bisa kita dengan mudah bicara isu pemakzulan. Tapi kalau sekarang bicara pemakzulan, nanti dianggap mau mengembalikan Indonesia ke Orde Baru. Berisiko kan?” ungkap Ketua Tim Khusus 08 ini.

Fauka menyebut, pada Orde Baru pemakzulan bukan merupakan hal tabu, karena dahulunya presiden dan wakil presiden RI dipilih Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Beda dengan keadaan saat ini, di mana Prabowo dan Gibran dipilih rakyat secara langsung lewat sistem demokrasi pemilu, sehingga tidak tepat bila membicarakan pemakzulan.

“Dalam sistem pemerintahan demokrasi, pemakzulan wakil presiden hanya dapat dilakukan bila melakukan kudeta, atau berbuat tindakan yang tercela seperti kejahatan luar biasa,” ujar Fauka.

Ditambahkan Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (Ikapii), tidak ada yang namanya Prabowo takut akan ancaman terlebih beliau memiliki timsus. Tim yang ada itu pun tidak terlihat dan tidak perlu dilantik karena tugasnya melaporkan situasi dan kondisi intelijen terkini tentang keadaan negara.

“Jadi tidak ada pak Prabowo takut dengan ancaman terselubung. Apalagi Pak Prabowo memiliki timsus bertugas memberikan informasi terkini terkait situasi Indonesia,” tutup Fauka. ***