Aktivis Palestina Sebut Setiap Investasi yang Masuk ke Israel Menjadi Bentuk Dukungan Praktik Genosida di Palestina

Aktivis Palestina Sebut Setiap Investasi yang Masuk ke Israel Menjadi Bentuk Dukungan Praktik Genosida di Palestina - Image Caption
News24xx.com - Klaim Danone Indonesia yang menyatakan “tidak memiliki hubungan atau afiliasi dengan Israel” dipertanyakan menyusul pengakuan perusahaan tentang “kolaborasi bisnis dengan startup Israel di sektor susu dan teknologi pangan”. Pernyataan yang dimuat di situs web Danone Indonesia memicu kritik tajam dari aktivis pro-Palestina.
Sukron Jamal, aktivis dari Jaringan Muslim Madani, menyoroti kontradiksi tersebut. “Pengakuan ini menunjukkan kontradiksi mendasar dalam pernyataan mereka. Bagaimana mungkin mengklaim tidak memiliki hubungan dengan Israel sambil secara bersamaan mengakui adanya kolaborasi bisnis dengan entitas Israel?” kata Sukron dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/7/2025).
Menurut Sukron, dalam prinsip boikot, hubungan ekonomi dalam bentuk apa pun dengan entitas Israel sudah cukup dikategorikan sebagai dukungan terhadap sistem yang menindas rakyat Palestina. Ia menjelaskan bahwa setiap kolaborasi bisnis, meskipun diklaim untuk ‘inovasi pangan berkelanjutan’ oleh Danone, tetap berkontribusi pada ekosistem bisnis Israel.
“Startup Israel yang berkolaborasi dengan Danone akan mendapat keuntungan finansial, yang pada akhirnya berkontribusi kepada ekonomi Israel secara keseluruhan. Ini belum ditambah dari pajak yang masuk ke kas negara Israel yang kemudian digunakan untuk membiayai agresi militer dan kebijakan penjajahan di Palestina,” jelas Sukron
Sukron juga berpendapat bahwa kolaborasi bisnis Danone dengan entitas Israel memberikan legitimasi dan normalisasi terhadap pendudukan dan tindakan yang disebutnya genosida Israel di Palestina. Ia menekankan bahwa Israel memiliki industri militer yang terintegrasi dengan sektor sipil, sehingga kerja sama non-militer pun berpotensi memberi transfer pengetahuan dan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan militer. “Jadi, argumen ‘tidak terkait militer’ tidak relevan,” katanya.
Selain kolaborasi dengan startup Israel, WILK (di bidang teknologi produksi susu sintetis), Danone, perusahaan multinasional asal Prancis, juga memiliki kemitraan strategis dengan Strauss Group, perusahaan pangan terbesar kedua Israel, sejak tahun 1970-an. Sejak Desember 1996, Danone memiliki 20% saham operasi produk susu Strauss Group, yang disertai pemberian lisensi eksklusif bagi Strauss untuk menggunakan keahlian Danone dalam memproduksi produk susu segar.
Di tengah seruan boikot, Danone Indonesia berupaya menepis hubungannya dengan Israel, salah satunya dengan merujuk pada Laporan Pelapor Khusus PBB, Francesca Albanese, bertajuk “From economy of occupation to economy of genocide”, dan menyatakan nama mereka tidak disebut dalam laporan tersebut.
Namun, Sukron Jamal membantah relevansi argumen tersebut. Menurutnya, laporan PBB memprioritaskan perusahaan yang beroperasi di permukiman ilegal atau memiliki hubungan langsung dengan militer Israel, sementara daftar boikot aktivis memperluas kriteria, mencakup kontribusi ekonomi nasional dan upaya normalisasi kebijakan Israel. Laporan PBB itu sendiri, menurut Sukron, menyatakan bahwa daftar perusahaan yang disebutkan hanyalah “puncak gunung es”, mengindikasikan adanya korporasi global lain yang terlibat lebih dalam dengan Israel.
Hubungan bisnis Danone yang terjalin puluhan tahun dengan Strauss Group, dan kini dengan WILK, menunjukkan kedalaman keterlibatan ekonomi perusahaan tersebut di Israel, yang meliputi transfer teknologi, investasi modal, dan pembangunan kapasitas produksi lokal. “Bagi kami, para aktivis, setiap investasi yang masuk ke Israel dapat dilihat sebagai bentuk dukungan ekonomi yang lebih lanjut terhadap pendudukan dan genosida di Palestina, terlepas dari klaim bantahan Danone,” tutup Sukron. ***