Habiskan Dana Rp 12 M, Pramono Tebus 3.212 Ijazah Siswa yang Ditahan Sekolah Swasta Karena Kendala Biaya

Habiskan Dana Rp 12 M, Pramono Tebus 3.212 Ijazah Siswa yang Ditahan Sekolah Swasta Karena Kendala Biaya - Image Caption


News24xx.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung sejak Januari 2025 hingga saat ini telah menebus ijazah milik siswa yang tertahan di sekolah swasta sebanyak 3.212 orang. Untuk bantuan program pemutihan ijazah tersebut Pemprov DKI telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 12 miliar.

“Banyak siswa yang terhambat melanjutkan pendidikan atau mencari pekerjaan hanya karena ijazahnya tertahan di sekolah akibat kendala biaya,” ujar Pramono di Jakarta, Jumat (22/8). Pada pemutihan ijazah tahap IV tahun 2025, Pemprov DKI menebus sebanyak 1.897 ijazah dengan nilai anggaran Rp 7,6 miliar. Jadi totalnya yang tertebus sebanyak 3.212 ijazah.

Program bantuan pemutihan ijazah mendapat apresiasi dari DPRD DKI, salah satunya dari Ketua Komisi E Muhammad Thamrin. “Kami mengapresiasi program pemutihan ijazah tahap IV yang digulirkan Pemprov DKI. Kebijakan ini merupakan langkah konkret yang sangat bermanfaat bagi masa depan anak-anak Jakarta. Mereka sangat membutuhkan ijazah untuk berbagai keperluan, seperti melamar pekerjaan,” ujar Thamrin.

Menurutnya, banyak siswa yang terhambat melanjutkan pendidikan atau mencari pekerjaan hanya karena ijazah ditahan pihak sekolah. Ia berharap, program ini dapat membuka kembali kesempatan bagi anak-anak Jakarta untuk menata masa depan. “Komisi E memberikan dukungan penuh karena program tersebut sejalan dengan komitmen meningkatkan akses pendidikan yang merata di ibukota,” tegas Thamrin.

Ia mendorong agar ke depan pendataan dilakukan lebih menyeluruh, penyaluran lebih cepat, serta terintegrasi dengan program KJP maupun KJMU, sehingga manfaatnya semakin luas dan berkelanjutan.

Selain pemutihan ijazah, Thamrin juga menyambut baik program wisata edukasi bagi penerima KJP dari jenjang SD hingga SMK. Melalui kegiatan ini, siswa diajak berkunjung ke sejumlah museum di Jakarta, antara lain Museum MH Thamrin, Museum Joang ’45, Museum Wayang, Museum Tekstil, Museum Bahari, Museum Seni dan Keramik, serta Perpustakaan HB Jassin.

“Kegiatan wisata edukasi untuk penerima KJP juga kami nilai positif, karena selain bantuan finansial, siswa juga mendapat pengalaman belajar di luar kelas yang bisa memperkaya wawasan mereka,” pungkasnya. ***