Eks Tim Mawar Kopassus: Jaga Bangsa, Tutup Semua Celah yang Haus Keributan dan Kekuasaan

Eks Tim Mawar Kopassus: Jaga Bangsa, Tutup Semua Celah yang Haus Keributan dan Kekuasaan - Image Caption
News24xx.com - Situasi bangsa yang saat ini mengkhawatirkan, menjadi perhatian banyak pihak yang salah satunya muncul dari mantan anggota Tim Mawar Kopassus, Fauka Noor Farid. Ia pun menyerukan semua elemen bangsa tetap jaga persatuan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Indonesia adalah negara damai, yang sejak lama menjadi contoh tentang kebhinekaan. Untuk menjadikan Indonesia, memerlukan perjuangan panjang berlumur air mata dan darah,” kata Fauka, dalam keterangan tertulis, Selasa (2/9/2025).
“Jangan sampai peristiwa yang terjadi hari kemarin justru membuka celah bagi mereka yang haus keributan dan haus kekuasaan, membuat onar, atau bahkan memecah belah kita, kemudian dibiarkan hancur,” ujar pria yang juga menjabat sebagai kepala Timsus 08, usai mendapatkan pengarahan langsung dari Presiden Prabowo Subiato pada Senin (1/9/2025).
Dikatakan Fauka, Indonesia yang saat ini dipimpin Prabowo Subianto menunjukkan langkah strategis memerangi praktik korupsi yang merugikan bangsa. “Karena kecintaan Presiden kepada rakyat, beliau menjadi pemimpin bangsa yang paling berani membongkar kasus koruptor besar dan jejaring oligarki. Bahkan Timsus 08 mengambil posisi aktif dalam mengungkap kasus megakorupsi,” katanya.
Fauka yang juga praktisi Intelijen ini menyebut, bahwa aspirasi dan kritik dari warga terhadap kebijakan yang dinilai kurang sesuai. Hal ini harus disampaikan secara baik dan benar, tidak menggunakan kekerasan dan perilaku lainnya yang bersifat dapat membawa kerusakan.
“Penyampaian kritik harus dilakukan dengan baik, tidak anarkis, tidak provokatif, tidak sampai merusak fasilitas ekonomi yang itu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, apalagi sampai menimbulkan permusuhan. Tidak ada yang mau mengekang ekspresi, kita jaga itu semua,” imbuh Fauka.
Selain itu, pendekatan yang dilakukan oleh aparat dalam melakukan penanganan demonstrasi di lapangan harus mengedepankan rasa humanis dan tenggang rasa. Jangan represif dan lakukan dengan cara terukur. “Aparat penegak hukum yang terbukti sewenang-wenang harus diproses secara transparan sesuai peraturan yang berlaku,” pungkasnya. ***