Keluar dari Israel, Perusahaan Ini Ternyata Terlibat Proyek Ramah Lingkungan di Indonesia

Keluar dari Israel, Perusahaan Ini Ternyata Terlibat Proyek Ramah Lingkungan di Indonesia - Image Caption
News24xx.com - Laporan terbaru United Nations (PBB) yang berjudul “From Economy of Occupation to Economy of Genocide” menyebut nama Veolia, perusahaan asal Prancis, sebagai salah satu korporasi yang ikut mendukung sistem penjajahan Israel di Palestina. Menariknya, Veolia kini hadir di Indonesia lewat kerja sama dengan salah satu perusahaan AMDK tanah air, DNN-A dalam membangun pabrik daur ulang.
Masih mengutip laporan yang dimuat di laman un.org (United Nations) tanggal 10 Juli 2025 tersebut, Veolia disebutkan bukan sekadar berbisnis di Israel, tapi juga ikut membangun infrastruktur yang memperkuat pendudukan Israel di Palestina. Misalnya, mereka membuat Jerusalem Light Rail, jalur kereta yang menghubungkan pemukiman ilegal Israel, serta mengoperasikan bus khusus untuk pemukim di Tepi Barat. Infrastruktur ini dianggap melanggar hukum internasional karena memperkuat pemisahan antara warga Yahudi dan non-Yahudi.
Meski Veolia sudah keluar dari Israel pada 2015 setelah merugi besar akibat kampanye boikot global, jejak keterlibatannya tidak hilang begitu saja. Perusahaan ini tidak pernah mengakui kesalahan atau memberi kompensasi kepada masyarakat Palestina yang terdampak. Bahkan, infrastruktur yang mereka bangun masih digunakan hingga kini untuk mendukung sistem penjajahan.
Selain kerjasama dengan Veolia, DNN sendiri punya hubungan lama dengan bisnis di Israel. Sejak 1969, perusahaan ini bekerja sama dengan Strauss Group, salah satu produsen makanan terbesar di Israel, bahkan memiliki saham di perusahaan tersebut.
Kerja sama Veolia dan Danone di Indonesia, terutama lewat proyek ramah lingkungan seperti pabrik daur ulang, dipandang sebagian pihak sebagai cara untuk menutupi rekam jejak mereka yang kontroversial.
Dr. Mohamad Mujibur Rohman, pengamat ekonomi syariah dari UIN Jakarta, menilai konsumen perlu tahu hal ini. “Uang yang kita keluarkan untuk produk seperti ini bukan sekadar keuntungan bisnis, tapi juga bisa berarti dukungan tidak langsung terhadap penjajahan Israel di Palestina. Jadi ini bukan cuma soal bisnis, tapi juga soal keadilan dan kemanusiaan,” ujarnya. ***