Guru Merasa Dipalak, Ketua PGRI Merasa Tindakannya Benar

Guru Merasa Dipalak, Ketua PGRI Merasa Tindakannya Benar - Image Caption


News24xx.com -  Para guru yang berada di bawah naungan wadah organisasi profesi tenaga pendidik, Persatuan Guru Republik Indonesia  (PGRI) Kabupaten Pelalawan merasa di palak oleh Ketua PGRI, Leo Nardo dengan dalih menyukseskan kegiatan HUT PGRI yang akan dipusatkan di Kecamatan Pangkalan Kerinci.

Salah seorang guru yang baru berstatus ASN di sebuah sekolah di Pangkalan Kerinci mengungkapkan seluruh guru yang ada di Kabupaten Pelalawan di minta partisipasi nya dalam menyukseskan perayaan HUT PGRI. Untuk guru yang bertugas di  ibukota Kabupaten Pelalawan ditetapkan dengan nilai Rp.250.000 namun untuk yang honorer pun tetap jadi sasaran palakan organisasi yang sejatinya jadi panutan itu.

“Kami guru di Pangkalan Kerinci yang paling besar di suruh bayar, Rp. 250 ribu per anggota,”kata sumber uang tidak bersedia disebutkan identitasnya, Rabu (22/10/2025)

Lain Pangkalan Kerinci, lain pula yang terjadi di Bandar Seikijang, variasi jumlah tetek an tergantung status dan jabatan anggota PGRI. Untuk guru PNS yang sudah menerima dana sertifikasi  di kenakan iuran sebesar Rp. 160.000. Untuk guru dengan status PPPK yang Sertifikasi  di kenakan iuran sebesar Rp. 150.000. Sedangkan guru PNS yang tidak menerima sertifikasi diwajibkan membayar Rp. 110.000.

“Untuk guru yang PPPK yang tidak sertifikasi di palak sebesar Rp. 100.000, sedangkan untuk guru honorer dinas atau honorer yayasan yang sertifikasi di wajib kan membayar sebesar Rp. 100.000, sedangkan untuk honorer dinas atau honorer yayasan yang tidak sertifikasi Rp. 50.000. Sedangkan untuk honorer komite  dipalak sebesar Rp. 20.000,” jelasnya

Sumber lainnya yang masih berstatus honorer  di salah satu sekolah Dasar di Pangkalan Kerinci menyebutkan bahwa dirinya rutin membayar iuran bulanan sebesar Rp. 10.000 per bulan. Namun yang jadi tanda tanya nya kok masih juga di palak oleh PGRI.

“Udah bayar iuran rutin, minta lagi. Kami yang gaji jauh dari UMK saja jadi sasaran palak kawan kawan seperjuangan, bukan mereka memperjuangkan nasib kami,”kata sumber ini.

Mengingat Leo Nardo saat ini juga dikasih jabatan Plt Kadisdik oleh Bupati Pelalawan, guru bertambah takut untuk menentang kebijkan yang tidak berpihak kepada mereka tersebut.

“Dia juga Kadisdik, susah pula berurusan di dinas nanti kalau menentang kebijakan nya, walau hati tidak terima kami terpaksa juga membayar nya, karena dia yang bekuasa di PGRI dan Disdik Pelalawan,” katanya mengeluh

Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Pelalawan, Leo Nardo membenarkan tindakan memungut kutipan uang iuran kepada para guru yang tergabung dalam wadah PGRI, mantan guru yang masih menjabat sebagai Kabid SD Disdikbud Pelalawan ini berdalih tidak melanggar AD/ART organisasi wadah para guru tersebut.

“Pungutan itu betul, tapi itu semua tidak menyalahi AD/ART PGRI, “kata Leo tanpa menyebut pasal AD/ART yang jadi dasar pembenaran tindakan nya. ***