Lahan Seluas 66 Hektar dari 5.800 Petak Diblokir, Ribuan Warga Sunter Jaya Marah Geruduk Kantor BPN Jakut
Lahan Seluas 66 Hektar dari 5.800 Petak Diblokir, Ribuan Warga Sunter Jaya Marah Geruduk Kantor BPN Jakut - Image Caption
News24xx.com - Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jakarta Utara di Jl Melur Kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja, digeruduk ribuan warga Sunter Jaya yang sedang marah.
Mereka mendesak BPN untuk membuka blokir atas lahan mereka seluas 66 hektar yang terdiri dari sekitar 5.800-an petak atas klaim Kodam Jaya.
Sedikitnya 2.00p massa datang dengan kemarahan yang memuncak karena kebijakan tersebut dinilai telah membuat warga menderita di tanah yang mereka tempati selama puluhan tahun bahkan secara turun-temurun.
Ribuan warga ini tumplek-blek di depan kantor BPN hingga meluber sampai Jl Raya Yos Sudarso dan sekitar, Rabu (26/11).
Legislator DPRD DKI Jakarta yang juga warga Sunter Jaya, Ida Mahmudah, menyebut aksi hari ini merupakan buntut dari tidak diresponsnya surat resmi warga ke Kantor BPN maupun DPR-RI.
“Surat resmi kami tidak didengarkan dan tidak dijawab oleh wakil rakyat. Makanya kami gelar aksi damai untuk memksa BPK membuka blokir sertifikat tanah dan bangunan kami,” teriak Ida Mahmudah yang juga selaku korban mafia tanah.
Ida menegaskan, warga Sunter Jaya memiliki sertifikat sah yang diterbitkan BPN, sehingga pemblokiran mendadak itu merusak kepercayaan publik terhadap lembaga pertanahan.
Sejak itu kehidupan warga jadi murung dan tidak lagi merasakan kemerdekaan. Untuk itu, warga mendesak Presiden RI Prabowo Subianto tindak tegas mafia tanah.
“Tidak ada angin, tidak ada hujan, BPN mendadak memblokir sertifikat kami pada tahun 2022. Pemblokiran itu membuat puluhan ribu warga tidak bisa menggantikan sertifikat, apalagi menjualnya. Padahal, kita punya sertifikat produk BPN Jakarta Utara,” tegas Ida Mahmudah, politisi PDIP yang sudah empat periode sebagai anggota DPRD DKI.
Dalam aksi tersebut, massa juga menggelar teaktrikal dari Teater Sunter Jaya, delapan Ketua RW se-Kelurahan Sunter Jaya, bergiliran orasi di atas mobil, sedangkan sejumlah demonstran menggelar spanduk yang intinya minta blokir dicabut.
Koordinator aksi, Totok Syamsul Bachri menegaskan bahwa blokir BPN telah menyengsarakan warga. “Blokir ini membuat warga menderita di tanah kelahirannya sendiri. Mereka sudah tinggal puluhan tahun, punya sertifikat sah, tapi justru diblokir. Kami mendesak BPN membuka blokir tanah warga sekarang juga.”
Warga pun mengancam akan kembali dengan jumlah yang lebih besar jika BPN tak memberikan solusi dalam waktu dekat. Ida ikut mempertegas ancaman tersebut. “Dalam satu minggu, kalau belum ada jawaban atau pembukaan blokiran, warga Sunter Jaya akan turun dengan jumlah berkali-kali lipat,” katanya.
Sementara itu, Kepala BPN Jakarta Utara, Sontang Coin Manurung, menyatakan pihaknya sedang memproses tuntutan warga. “Kami mengupayakan pembukaan blokir dalam jangka waktu satu minggu,” ujarnya.
Aksi yang diikuti sekitar 2.000 warga ini berlangsung damai dengan penjagaan aparat kepolisian. Warga menyatakan siap kembali dalam gelombang massa yang lebih besar jika blokir tidak segera dicabut. Setelah mendengar penjelasan dari Kepala BPN, massa langsung membubarkan diri. ***